Author: Bianda Fedia Puspitasari
•23.56.00
Sekarang saya akan memberikan sebuah referensi film , film ini baru saja saya tonton beberapa waktu yang lalu. film ini berjudul  “Weidding dress” , film 2010 ini sukses menguras air mata saya
cerita ini mengkisahkan kasih seorang ibu dan seorang anak.
sang ibu ini dia seorang singleparents, ia membesarkan seorang anak perempuannya seorang diri setelah suaminya meninggal. ia  bekerja sebagai desainer baju pengantin.






anak perempuannya bernama sora, sora adalah seorang anak yang tertutup mungkin karena ia jarang bergaul dan terlalu sering di tinggal ibunya yang super sibuk, hal itu membuatnya  tidak memiliki banyak teman di sekolah







Suatu hari sang ibu mengetahui bahwa ia mengidap penyakin kanker lambung yang sudah sangat parah, dokter memvonis bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. sejak saat itu sang ibu mulai menyisihkan sebagian waktunya untuk sora.







ia menyembunyikan penyakitnya dari sora namun ternyata sora mengetahui semuanya namun ia berpura-pura tidak tahu agar tidak membuat ibunya sedih









Hari-hari penuh kebahagiaan selalu menghiasi hari-hari mereka, measkipun mereka tahu kebersamaan mereka tidak lama lagi.



Suatu ketika penyakit sang ibu sudah semakin parah sehingga harus mulai di rawat di rumah sakit.


sora merasa sangat sedih melihat kondisi ibunya namun dia seorang anak yang tergar ia sama sekali tidak menangis dan tetap menunjukan wajah penuh senyuman di depan ibunya.


Suatu malam pada saat makan malam sora bertengkar dengan sepupu laki-lakinya, sora adalah seorang anak yang sangat bersih dan teratur dia tidak mau ada yang mengganggu ataupun meminta makanan yang sedang dia makan. sora bahkan pernah bertengkar dengan temannya karena hal yang sama.



saat itu ibunya memarahi sora. saya sangat menyukai bagian ini, karena saya rasa bagian ini sangat sedih


saat sora di marahi terjadi pembicaraan antara sora dan ibunya

kira-kira begini dialognya
“Mereka sudah sangat baik padamu, Berhenilah bersikap buruk seperti itu ! kau pikir dengan sikapmu yang seperti ini apa ada yang mau menerima mu ?!”
“ibu mau menerimaku” sora menangis, memotong kata-kata ibunya
“ibu mau menerimaku apaadanya, ibu selalu menerimaku dan menyayangiku… karena itu ibu jangan meninggal… ibu tidak boleh meninggal.. tetaplah bersama ku selamanya”


Tidak lama setelah hal itu, penyakit sang ibu semakin parah sehingga dilarikan ke rumah sakit.
keinginan terakhir sang ibu adalah melihat sora memiliki banyak teman dan melihat sora menari balet
sora meminta maaf pada teman-temannya dan akhirnya sora memiliki banyak teman, sora mengajak teman-temannya ke rumah sakit untuk ditunjukan kepada ibunya

Mulai saat itu sora pun mulai rajin berlatih balet hingga pada akhirnya sora sukses menampilkan peforma terbaiknya di panggung di hadapan ibunya,



Hingga pada suatu pagi, sang ibu menghembuskan nafasnya yang terakhir. sora tahu bahwa ibunya telah meninggal namun ia tetap mengajaknya berbicara hingga para dokter datang untuk memeriksakan keadaan ibunya.
sora menangis histeris melihat ibunya tidak lagi bisa bersamanya.


namun begitu sora tidak berlarut-larut dalam kesedihan, semakin lama sora semakin mandiri.dulu disaat hari hujan sora selalu lupa membawa payung hingga menunggu ibunya datang untuk menjemput tapi kini sora terbiasa membawa payung dan pulang sendiri.



Ada satu hal yang di tinggal yang di tinggalkan ibunya untuk sora, yaitu WEIDDING DRESS baju itu sengaja ia buat untuk kelak sora pakai ketika menikah nanti.


dihari pernikahannya, sora mengenakan Weidding dress yang di buat oleh ibunya.

04072011
-bianda fedia-


|
This entry was posted on 23.56.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: