Author: Bianda Fedia Puspitasari
•01.13.00

PSIKOTERAPI

(c)http://i.huffpost.com/gen/1522125/images/o-KINDS-OF-PSYCHOTHERAPY-facebook.jpg


Pengertian Psikoterapi

     Wolberg 1954 (dalam Singgih D. Gunarsa) Merumuskan psikoterapi sebagai bentuk perawatan (atau perlakuan, treatment terhadap masalah yang timbul yang asalnya dari faktor emosi pada mana seseorang yang terlatih, dengan terencana mengadakan hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah suatu simtom dan mencegah agar simtom tidak muncul pada seseorang yang terganggu pola prilakunya, untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi secara positif. 

(c)http://lilinkecil.com/

       sedangkan menurut ivey & simek-downing 1980 ( dalam Singgih D. Gunarsa 1996) psikoterapi adalah proses jangka panjang, berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur kepribadian.
     Menurut Wampold (dalam Kertamuda, 2010) psikoterapi adalah cara yang paling utama dalam interpersonal yang berlandaskan pada prinsip-prinsip psikologikal. Prinsip tersebut termasuk pada terapis dan klien yang mengalami gangguan mental, masalah atau complain. Hal tersebut diadaptasi secara individual pada klien tertentu yang memiliki gangguan tersebut.
       Dari beberapa paparan tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa psikoterapi merupakan suatu proses jangka panjang dalam bentuk perawatan/tindakan/treatmen yang dilakukan oleh seorang yang profesional dan terlatih berlandaskan pada prinsip - prinsip psikologikal, terhadap pasien dengan tujuan untuk memindahkan, mengubah dan mengkonstruksi seseorang yang terganggu pola prilakunya, memiliki masalah atau mengalami gangguan mental.

Tujuan Serta Unsur - Unsur Psikoterapi

      Singgih D. Gunarsa (1996) mengungkapkan bahwa tujuan psikoterapi adalah untuk terlebih dahulu menangani penyimpangan yang merusak dan baru kemudian menangani pencegahan. Sedangkan Tyler 1961 (dalam Singgih D.Gunarsa 1996) mengatakan bahwa tujuan dari psikoterapi adalah untuk melakukan perubahan pada strukur dasar perkembangan. Menurut Mowrer 1953 (dalam Singgih D.Gunarsa 1996) Psikoterapi bertujuan untuk menyembuhkan pasien atau klien yang menderita neurosis - kecemasan [neurotic anxiety]. Sarwono (2009) menjelaskan tujuan psikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang terganggu (mulai dari masalah ringan-gangguan mental berat) agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien tersebut bisa merasa dirinya lebih sehat mental.



Corey (2005) memaparkan ada tujuan-tujuan psikoterapi  diantaranya :
  • Klien menjadi lebih menyadari diri, bergerak ke arah kesadaran yang lebih penuh atas kehidupan batinnya, dan menjadi kurang melakukan penyangkalan dan pendistorsian.
  • Klien menerima tanggungjawab yang lebih besar atas siapa dirinya, menerima perasaan-perasaannya sendiri, menghindari tindakan menyalahgunakan lingkungan dan orang lain atas keadaan dirinya, dan menyadari bahwa sekarang dia bertanggungjawab untuk apa yang dilakukannya.
  • Klien menjadi lebih berpegang pada kekuatan-kekuatan batin dan pribadinya sendiri, menghindari tindakan memainkan peran orang yang tak berdaya, dan menerima kekuatan yang dimilikinya untuk mengubah kehidupannya sendiri.
  • Klien memperjelas nilai-nilainya sendiri, mengambil perspektif yang lebih jelas atas masalah-masalah yang dihadapinya, dan menemukan dalam dirinya sendiri penyelesaian-penyelesaian bagi konflik-konflik yang dialaminya.
  • Klien menjadi lebih terintegrasi serta menghadapi, mengakui, menerima, dan menangani aspek-aspek dirinya yang terpecah dan diingkari, dan mengintegrasi semua perasaan dan pengalaman ke dalam keseluruhan hidupnya.
  • Klien belajar mengambil resiko yang akan membuka pintu-pintu ke arah cara-cara hidup yang baru serta menghargai kehidupan dengan ketidakpastiannya, yang diperlukan bagi pembangunan landasan untuk pertumbuhan.
  • Klien lebih mempercayai diri serta bersedia mendorong dirinya sendiri untuk melakukan apa yang dipilih untuk dilakukannya.
  • Klien menjadi lebih sadar atas alternatif-alternatif yang mungkin serta bersedia memilih bagi dirinya sendiri dan menerima konsekuensi-konsekuensi dari pilihannya.


Unsur-Unsur Psikoterapi

Menurut (Masserman 1984) ada tujuh “parameter pengaruh” yang mencakup unsur-unsur pada psikoterapi, yaitu:

  1. Peran sosial (martabat) psikoterapis 
  2. Hubungan (persekutuan terapeutik) 
  3. Hak Retrospreksi 
  4. Re-edukasi 
  5. Rehabilitasi 
  6. Resosialisasi 
  7. Rekapitulasi


Daftar Pustaka:

Corey, G. (2005). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama
Gunarsa, D.S. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Kertamuda, F. (2010). Konseling: Teori dan Ketrampilan Dasar. Jakarta: Universitas Paramadina
Sarwono, S.W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
https://books.google.co.id/books?id=mfsgp_zkmWwC&pg=PA521&dq=unsur+unsur+psikoterapi&hl=id&sa=X&ei=VvkKVZbpKo6eugTTy4K4DQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false


|
This entry was posted on 01.13.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: