Author: Bianda Fedia Puspitasari
•09.51.00
 PSIKOTERAPI

TERAPI BERMAIN


Pengertian Terapi Bermain
Afiyanti, Hartiti, & Samiasih (2007) menjelaskan pengertian terapi bermain yaitu merupakan bentuk-bentuk pengalaman bermain yang direncanakan sebelum anak menghadapi tindakan keperawatan untuk membantu strategi koping mereka terhadap kemarahan, ketakutan, kecemasan, dan mengajarkan kepada mereka tentang tindakan keperawatan yang dilakukan selama hospitalisasi.

Tujuan Terapi Bermain



Tujuan terapi bermain adalah:
  1. Menciptakan suasana aman bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka
  2. Memahami bagaimana sesuatu dapat terjadi, mempelajari aturan sosial dan mengatasi masalah mereka
  3. Memberi kesempatan bagi anak-anak untuk berekspresi dan mencoba sesuatu yang baru. 
Materi Bermain



Materi bermain dalam terapi bermain dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu : 
  1. Mainan untuk memudahkan ekspresi, Mainan adalah kata-kata anak-anak dan bermain adalah bahasa mereka. Oleh karena itu dalam terapi bermain harus tersedia mainan yang memudahkan anak untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Misalnya keluarga boneka manusia, keluarga boneka binatang, mobil, truk, bis dll2. 
  2. Mainan yang mendorong kreativitas, Beberapa mainan, sudah menjadi sifat dasarnya mendorong kreativitas. Sebuah kotak di pojok bisa menjadi rumah. Contoh lain seperti krayon, malam, kertas lipat, balok kayu dll. 
  3. Mainan untuk menyalurkan emosi, Anak dapat menggunakan cat, pasir, tanah liat untuk menyalurkan perasaannya yang kuat dimana dia tidak berani mengkomunikasikan dengan lebih terbuka.
  4. Mainan yang dapat mengekspresikan sifat agresi, Mainan senjata, pisau karet, pedang plastik, perisai dari kayu, palu, catut menggambarkan kepada anak suatu arti yang mengekspresikan permusuhan dan agresif. Menembak, menusuk, memukul, dan meninju dengan keras adalah ekspresi simbolik dari kemarahan, dan jika diberi kebebasan  bermain akan memberikan terapeutik katarsis, konsentrasi dan koordinasi.  
Teknik Terapi Bermain 

1. Permainan boneka 



Boneka memberikan suatu cara yang tidak mengancam untuk anak-anak bermain di luar pikiran dan perasaan mereka. Selama bermain dengan boneka anak-anak melakukan beberapa hal seperti berikut ini :
  • Mengidentifikasikan diri dengan boneka
  • Memproyeksikan perasaan sendiri dalam figur permainan
  • Memindahkan konfliknya dalam figur permainan 
Dalam permainan boneka, terapis mendapatkan informasi tentang :
  • Pandangan pikiran anak
  • Perasaan anak
  • Tingkah laku anak
Boneka dalam terapi bermain meliputi ;
  • Boneka bayi yang berukuran seperti bayi
  • Boneka yang secara anatomi benar, baik laki-laki maupun perempuan
  • Keluarga boneka
  • Binatang dari kain
  • Boneka manusia dari berbagai ras dan suku bangsa (Jawa, Batak,Papua, America, africa dll)
  • Perlengkapan boneka seperti rumah, baju, tempat tidur dll

2. Permainan Boneka Wayang



Gerakan wayang atau boneka memungkinkan anak menceritakan ceritera- ceritera yang kaya dalam bentuk simbol dan untuk menciptakan fantasi-fantasi mereka. Manfaat permainan boneka wayang : 
  • Melalu gerakan boneka, anak dapat menghadapi pikiran dan perasaan yang sulit untuk mereka akui sebagai diri sendiri. 
  • Dengan menggunakan boneka, anak dapat menciptakan orang lain dan berinteraksi serta mengungkapkan pikiran dan perasaannya sekaligus kemarahannya yang dalam kehidupan nyata tidak bisa dilakukannya.
  • Anak-anak juga dapat menciptakan tokoh yang tidak bisa diungkapkannya sendiri Permainan dengan boneka dapat merupakan kegiatan kelompok yang menarik dan dapat digunakan dengan kelompok anak-anak yang kebih besar atau kecil, terutama dalam lingkungan sekolah. Dengan bermain boneka dalam kelompok, membuat anak saling menghargai sudut pandang orang 
3. Bercerita



Secara psikologis membaca atau bercerita merupakan salah satu bentuk bermain yang paling sehat. Kebanyakan anak kecil lebih menyukai cerita tentang orang dan hewan yang dikenalnya. Selain itu karena anak kecil cenderung egosentrik mereka memyukai ceritera yang berpusat pada dirinya. Mula-mula anak-anak suka cerita imajinatif yang khayal kemudian seiring dengan berkembangnya kecerdasan dan pengalaman sekolah anak yang lebih besar menjadi realistik, dan minatnya pun beralih ke cerita petualangan, kekerasan, kemewahan dan cinta serta pendidikan. Menceritakan cerita memberikan cara yang menyenangkan untuk mengembangkan rapport dan belajar tentang anak. Ketika anak menceritakan cerita mereka, mereka mengkomunikasikan informasi penting tentang diri mereka sendiri dan keluarga mereka sambil belajar mengekspresikan dan menguasai perasaan mereka. Dengan mendengarkan cerita anak, terapis dapat memahami  lebih baik pertahanan diri anak, konflik anak, dan dinamika keluarga anak.

4.  Bermain Bermain 

selama masa kanak-kanak mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan permainan remaja dan orang dewasa. Permainan anak kecil bersifat spontan dan informal. Secara bertahap bermain menjadi semakin formal. Dengan berkembangnya kemampuan berpikir anak, anak mulai mengembangkan permaianan dengan aturan. Permainan individu dan kelompok membantu anak belajar bagaimana membagi kelompok dan bermain dengan aturan. Permainan mengajar anak tentang mendisiplin diri, serta belajar untuk menang dan kalah. Permainan yang diterapkan untuk terapi bermain dapat dimainkan sendiri maupun berkelompok.

5.  Bermain pasir 



Anak-anak suka bermain pasir. Dengan adanya terapi bermain menggunakan pasir anak- anak diberikan kegembiraan, rileks dan merupakan medium terapeutik. Selama di dalam kamar bermain anak bebas bermain dalam pasir dan banyak menggunakan miniatur yang tersedia seperti yang diinginkan. Selama proses bermain pasir, anak memutuskan apa yang akan dibuat, figur apa yang akan digunakan, dan bagaimana menggunakannya. Anak bebas membuat adegan, membuat pemandangan atau apa saja sebagaicara melukiskan pengalaman di mana mereka tidak dapat menceritakan dengan kata-kata. Dengan mengobservasi anak saat bermain pasir, terapis mendapat informasi tentang pikiran, perasaan dan tingkah laku anak. Permainan pasir juga sering menyangkut simbol- simbol yang mempunyai arti khusus.

Unsur-Unsur Terapi bermain 
  1. Melepas ketegangan-ketegangan yang menghimpit hatinya.
  2. Melatih keterampilan melalui panca inderanya atau sensormotorik.
  3. Dilakukan dengan gembira, bahagia dengan fantasinya dapat berkembang.
  4. Kebebasan memilih dan menentukan alat bermainnya.
  5. Membantu melancarkan dan mengembangkan fungsi faal tubuhnya (fisiologi), misal : pernafasan, peredaran darah dan pencernaan makanan (psikomotorik).
  6. Mampu mengembangkan kemampuan diri anak semaksimal mungkin sesuai dengan prestasi dirinya.
Proses Terapeutik Bermain

1. Pelaksanaan Sesi Terapi Bermain
  • Pembuatan rancangan treatmen
  • Pelaksanaan treatmen
  • Evaluasi treatmen
2. Pendekatan Terpadu Dalam Proses Terapi Bermain
  • Relating
  • Releasing
  • Re-creating
  • Reexperiencing
  • Resolving
3. Bermain di kontrol VS bermain bebas

Menurut Levy mengontrol mainan dengan menyeleksi mainan-mainan tertentu dapat digunakan untuk memecahkan konflik- konfliknya. Namun, Axline dan Moustakas berpegang pada anak boleh memilih mainannya secara bebas. Mereka mengatur ruangan dengan cara yang sama untuk semua anak. Menurut pendapat mereka memilih mainan secara spontan mengurangi kepalsuan. Baik bermain di kontrol maupun bermain bebas memiliki keunggulan tersendiri untuk membantu anak memecahkan masalahnya.  


Daftar pustaka

Afiyanti. D., Hartiti. T., & Samiasih. A. (2007). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Selama Tindakan Keperawatan di Ruang Lukman Rumah SakitRoemani Semarang :Jurnal Keperawatan Vol. 1 No. 1. Semarang : Universitas Muhammadiyah. 

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2005. Konseling dan Terapi dengan Anak dan Orang Tua. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia  

Hurlock, Elizabeth B. 1995. Perkembangan Anak Jilid 1. Alih bahasa : Med. Meitasari T. dan Muslichah Zarkasih. Jakarta : Erlangga.   

Landreth, Garry L. 2001. Innovations In Play Therapy. Taylor & Francis Group.

Mc.Mahon, Linnet. The Handbook of Play Therapy. London and New York

-Bianda Fedia-
|
This entry was posted on 09.51.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: