Author: Bianda Fedia Puspitasari
•08.44.00
PSIKOTERAPI

TERAPI ANALISIS TRANSAKSIONAL


Terapi analisis transaksional pertama kali diperkenalkan oleh Eric Berne. Eric memiliki nama lengkap Eric Lennard Bernstein, lahir pada taanggal 10 Mei 1910 di Montreal, Canada. Ia adalah satu tokoh humanis.

Teori Berne di kenal dengan Analisis Transaksional (AT) Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. Transaksional maksudnya ialah hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal yang dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka. Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi berlangsung secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasi dapat menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau tidak. Analisis Transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses konseling. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.


Tujuan Terapi

Analisis transaksional sebenarnya ber­tujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-­siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan). Tujuan lainnya dari Analisis Transaksional adalah membantu klien dalam membuat keputusan-keputusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalan memilih telah dibatasi oleh keputusan-keputusan dini mengenai posisi hidupnya dan oleh pilihan terhadap cara-cara hidup yang tidak jelas dan determinstik. Inti dari konseling adalah menggantikan gaya hidup yang ditandai oleh permainan yang menipu dan oleh alur-alur hidup yang mengalahkan diri, dengan gaya hidup otonom yang ditandai oleh kesadaran, spontanitas, dan keakraban.

Sikap dasar ego yang mengacu pada 



1. sikap orangtua (Parent= P. exteropsychic); 
2. sikap orang dewasa (Adult=A. neopsychic); dan 
3. ego anak (Child = C, arheopsychic). 

Ketiga sikap tersebut dimiliki setiap orang (baik dewasa, anak-anak, maupun orangtua)

.
Empat cara mengetahui sikap ego yang dimiliki setiap orang

1. Melihat tingkah laku nonverbal maupun verbal yang digunakannya. Tingkah laku non­verbal tersebut pada umumnya sama namun dapat dibedakan kode-kode simbolnya pada setiap orang sesuai dengan budaya yang melingkupinya.

2. Mengamati bagaimana sikap seseorang ketika bergaul dengan orang lain. Dominasi satu sikap dapat dilihat kalau Pulan sangat menggurui orang lain maka Pulan sangat dikuasai oleh P dalam hal ini critical parent.

3. Mengingat kembali keadaan dirinya sewaktu masih kecil; hal demikian dapat terlihat misalnya dalam ungkapan : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

4. Mengecek perasaan diri sendiri, perasaan setiap orang muncul pada konteks, tempat tertentu yang sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua, dewasa, ataupun anak-anak sangat menguasai mempengaruhi seorang.

Tiga jenis transaksi antarpribadi 



berne menjelaskan terdapat tigas jenis transaksi antarpribadi yaitu: 1) transaksi komplementer, 2) transaksi silang, dan 3) transaksi ter­sembunyi.  


  • Transaksi komplementer 


Jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena ter­jadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi tran­saksi yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna. 
  • Transaksi silang 


Terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalah­pahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.
  • Transaksi ter­sembunyi 


Jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antar­pribadi namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya ter­sembunyi. Transaksi tersembunyi 1 segi (angular) yaitu jika terjadi 3 sikap dasar sedangkan yang lainnya di­sembunyikan. Kalau yang terjadi ada 4 sikap dasar dan yang disembunyikan 2 sikap dasar disebut dengan dupleks.


Berne juga mengajukan rekomendasinya untuk posisi dasar seseorang jika berkomunikasi antarpribadi secara efektif dengan orang lain. Ada empat posisi yaitu : 


  1. Saya OK, kamu OK (I’m OK., you’re OK)
  2. Saya OK, kamu tidak OK (I’m OK, you’re not OK)
  3. Saya tidak OK, kamu OK (I’m not OK, yo/ire OK)
  4. Saya tidak OK, kamu tidak OK (I’m not OK, you’re not OK).
Teknik Analisis Transaksional


1. Analisis Struktur (Structural Analysis) 

Analisis struktur sebagai alat yang dapat membantu klien agar menjadi sadar atas isi dan fungsi ego orang tua, dewasa, dan anak yang dimilikinya. Analisis struktural membantu klien dalam mengubah pola-pola yang dirasakan menghambat masa depan. Ia juga membantu dalam menemukan perwakilan ego yang mana menjadi landasan tingkah lakunya. Dengan hal tersebut maka, klien bisa memperhitungkan pilihan-pilihannya dengan benar. 

2. Analisis Transaksional 

Pemahaman ketiga status ego tersebut merupakan hal yang penting dalam rangka melangkah ke tahap yang selanjutnya , yaitu analisis transaksional. Analisis transaksional pada dasarnya merupakan suatu penjabaran atas suatu analisis yang dilakukan oleh orang-orang satu sama lain. Orang-orang yang melibatkan suatu transaksi di antara perwakilan-perwakilan ego mereka. Ketika pesan disampaikan, diharapkan ada suatu respon. Dalam hal ini yang terpenting bagi konselor adalah mampu untuk menaganalisis status ego yang ada, dan status ego manakah yang memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan. Dalam menganalisis, tidak cukup hanya lewat pernyataan-pernyataannya saja, melainkan juga dengan secara non-verbal, misalnya dengan sikap tubuh, mimik muka, nada suara, dan tindak tanduknya dalam berinteraksi.

3. Analisis Mainan Game menurut Eric Berne merupakan suatu rangkaian transaksi tersembunyi yang berulang menuju pada hasil psikologis yang nyatanya dapat diduga sebelumnya. Suatu game memilki tiga unsur penting, yaitu : 
  • Transaksi yang tampaknya berjalan seperti biasa dapat terlihat seakan-akan transaksi berlangsung secara wajar.
  • Dalam transakasi tampak ada suatu maksud yang tersembunyi.
  • Adanya imbalan. Peranan konselor dalam analisis game yaitu apabila klien benar-benar termotivasi untuk memperbaiki sikap, sifat, maupun kebisaaan yang dirasakan perlu untuk diperbaiki dan memerlukan bantuan dari konselor. 

4. Analisis Naskah

Analisis Naskah merupakan langkah terakhir dari suatu tata laksana pendekatan konseling dengan berorientasi pada Analisis transaksional. Analisis naskah terjadi sejak masa bayi masih dalam masa asuhan orang tuanya. Di mana pada masa itu terjadi bentuk transaksi antara orang tua dengan anak-anaknya. Lama-lama dengan terjadinya transaksi antara anak dan orang tua terbentuklah suatu tujuan hidup atau rencana hidup yang dalam istilah analisis transaksional disebut script. Segi positif dari naskah merupakan naskah tersebut bisa diubah, karena naskah tersebut terjadi dengan adanya proses learned atau sesuatu yang dibiasakan dan bukan karena faktor pembawaan.

Daftar Pustaka

http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/24016/9+Terapi+Transaksional.ppt
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Sugiyanto,%20M.Pd./14.%20Bahan%20Ajar%2010%20konseling%20eric%20berne.PDF
|
This entry was posted on 08.44.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: