Author: Bianda Fedia Puspitasari
•08.18.00
PSIKOTERAPI

LOGOTERAPI



Tokoh dari logoterapi adalah Viktor Emil Frankl. Viktor Emil Frankl, M.D., Ph.D.,  adalah seorang neurolog dan psikiater Austria serta korban Holocaust yang selamat . Frankl adalah pendiri logoterapi dan Analisis Eksistensial, "Aliran Wina Ketiga" dalam psikoterapi. Bukunya, Man's Search for Meaning (pertama kali terbit pada 1946) mencatat pengalamannya sebagai seorang tahanan kamp konsentrasi dan menguraikan metode psikoterapisnya dalam upaya mencari makna dalam segala bentuk keberadaan, bahkan yang paling kelam sekalipun, dan dengan demikian juga alas an untuk tetap hidup. Frankl adalah salah satu tokoh utama dalam terapi eksistensial.

Viktor Emil menekankan pentingnya kemauan akan arti manusia harus dapat menemukan makna hidupnya sendiri kemudian manusia harus mencoba untuk memenuhinya. Menurut Frank, kehidupan mempunyai makna dan harus dijalani. Prinsip utama dari logoterapi ini adalah mencari makna dalam hidup. Sedangkan konsep dasar logoterapi adalah kebebasan, berkeinginan, keinginan akan makna, dan makna hidup. Logoterapi mempunyai arti, yaitu kata logo (bahasa Yunani = lohos), yang berarti makna dan juga rohani. Sedangkan terapi (bahasa Inggris = therapy) yang memiliki arti penggunaan teknik untuk menyembuhkan dan mengurangi atau meringankan suatu penyakit. Jadi dapat disimpulkan bahwa logoterapi adalah penggunaan teknik-teknik menyembuhkan dan mengurangi atau meringankan suatu penyakit melalui penemuan makna hidup.



Logoterapi adalah untuk bentuk psikoterapinya yang didasarkan upaya memfokuskan klien kepada sebuah pengenalan dan penerimaan dirinya sendiri dengan cara-cara bermakna sebagai bagian dari suatu totalitas, termasuk dunia nyata yang di dalamnya mereka harus berfungsi. Pendekatan Viktor E. Frankl menyatukan elemen-elemen psikologi dinamik, eksistensialisme dan behaviorisme.

Tujuan Logoterapi



Logoterapi bertujuan agar pasien dapat menemukan makna hidup dari kehidupannya sehingga bisa terbebas dari masalah-masalah. Tujuan logoterapi lainnya adalah sebagai berikut:
  1. Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang ada pada setiap orang tanpa dipengaruhi ras, keyakinan, dan agama.
  2. Menyadari sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat, diabaikan, dan terlupakan.
  3. Memanfaatkan daya tersebut untuk bangkit dari penderitaan untuk mampu menemukan makna dan menghadapi berbagai rintangan di kehidupan setelahnya.
Peran Terapis


Terapis memiliki peranan penting dalam logoterapi ia harus mampu mengalami secara subjektif persepsi tentang dunianya. Dia juga harus aktif dalam proses terapeutik untuk memutuskan ketakutan-ketakutan, perasaan-perasaan berdosa dan kecemasan-kecemasan. Terapis terlibat dalam pembukaan pintu diri sendiri maksudnya adalah terapis mampu melepaskan pemikiran, masalah yang membuat pasien merasa tidak bebas secara psikologis. Dengan begitu, pasien akan lebih sadar tentang siapa dirinya dan apa yang harus dia lakukan di masa depannya. peran lainnya adalah 
  1. Menjaga hubungan yang akrab dan pemisahan ilmiah antara klien dan terapis
  2. Mengendalikan filsafat pribadi
  3. Terapis bukan guru atau pengkhotbah
  4. Memberi makna lagi pada kehidupan klien
  5. Memberi makna lagi pada penderitaan yang dihadapi klien
  6. Menekankan makna kerja
  7. Menekankan makna cinta
Langkah Konseling Dalam Logoterapi



a. Mengambil jarak atas gejala
konselor membantu menyadarkan klien bahwa kondisi yang dialaminya dapat dikendalikan. 

b. Modifikasi Sikap
dimana konselor membantu klien untuk mendapat pandangan baru tentang diri dan kondisinya. Kemudian individu menentukan sikap agar klien bisa menentukan arah dan tujuan hidupnnya. 

c. Pengurangan gejala
konselor menggunakan terapi ini untuk bisa menghilangkan dan mengendalikan gejala pada subjek. 

d. Orientasi terhadap makna
disini konselor dan klien bersama-sama membahas tentang nilai-nilai dan makna hidup yang secara potensial ada dalam kehidupan subjek, memperdalam dan menjabarkan menjadi tujuan yang lebih jelas.

  • Karakteristik konseling logoterapi adalah jangka pendek, berorientasi masa depan dan berorientasi pada makna hidup. 
  • Konseling logoterapi dapat dilakukan secara fleksibel yaitu direktif atau non direktif dan tidak terpaku dalam tahapan pelaksanaannya. 
  • Konseling logoterapi diberikan kepada klien karena saat klien konseling mengalami ketidakjelasan makna dan tujuan hidup. Ini menyebabkan klien mengalami kehampaan dan kehilangan gairah hidup.

Teknik Terapi 

1. Teknik Intensi Pradoksal 

Teknik ini mampu menyelesaikan kecemasan yang disebabkan kecemasan anti sipatori dan hipertensi. Intensi paradoksal adalah keinginan terhadap sesuatu yang ditakuti. Dengan kata lain, jika takut akan sesuatu, ketakutan itu harus dihadapi. Contohnya insomnia, seseorang yang insomnia tidak seharusnya berbaring di tempat tidur, tetapi justru harus berusaha untuk tidak tidur selama mungkin, setelah itu baru ada sesuatu yang mendorong seseorang yang insomnia untuk tidur. 

2. Teknik De-Refleksi 

Teknik ini mempecayai bahwa persoalan kejiwaan berawal dari perhatian yang terlalu terfokus pada diri sendiri. Dengan cara mengalihkan perhatian pada orang lain, maka persoalan dalam diri sendiri akan hilang. Contohnya ketika seseorang merasa tidak puas secara seksual dengan pasangannya, maka yang harus dilakukan adalah memuaskan pasangannya tanpa memperdulikan kepuasan diri sendiri, maka persoalan di dirinya akan terselesaikan.

Daftar Pustaka

Suprapto, Hana. (2013). Konseling Logoterapi untuk Meningkatkan Kebermaknaan Hidup Lansia. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi Vol 1 (2) 190-198.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195901101984032-EUIS_FARIDA/makalah_logoterapi_bk_keluarga.pdfhttp://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26405/Materi+10+-+TeoriKepribadianEmilFrankl.pdf

Corey, G. (1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. “Cetakan Pertama terjemahan Mulyarto”. Semarang : IKIP Semarang Press 

Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta : Kanisius.

|
This entry was posted on 08.18.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: